PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS
1.
Tujuan Perancangan [Kembali]
Tujuan perancangan
penyiram tanaman ini adalah agar mempermudah pemilik dalam melakukan penyiraman
tanaman setiap hari dan disaat pemilik terlupa untuk menyiram tanaman.
2. Daftar Komponen[Kembali]
a. Soil Moisture Sensor
Gambar 2.1 Soil Moisture Sensor
b. Water
Level Sensor
Gambar 2.2 Water Level Sensor
c. LDR
Sensor
Gambar 2.3 LDR Sensor
d. Arduino
Uno
Gambar 2.4 Arduino Uno
e. LCD
Gambar 2.5 LCD
f.
LED
Gambar 2.6 LED
g. Motor
DC
Gambar 2.7 Motor DC
h. Resistor
Gambar 2.8 Resistor
3. Dasar Teori[Kembali]
a. Soil Moisture Sensor
Gambar 3.1 Soil Moisture Sensor
Soil Moisture Sensor
adalah suatu modul yang berfungsi untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah dan
juga dapat digunakan untuk menentukan apakah ada kandungan air di tanah/
sekitar sensor. Cara penggunaan modul ini cukup mudah, yakni dengan memasukkan
sensor ke dalam tanah dan setting potensiometer untuk mengatur sensitifitas
dari sensor. Keluaran dari sensor akan bernilai 1 / 0 ketika kelembaban tanah
menjadi tinggi / rendah yang dapat di treshold dengan potensiometer.
Spesifikasi dari sensor ini adalah :
1. Comparator
menggunakan LM393
2. Hanya
menggunakan 2 plat kecil sebagai sensor
3. Supply
Tegangan 3.3-5 VDC
4. Digital
output D0 dapat secara langsung dikoneksikan dengan MCU dengan mudah
Gambar 3.2 Soil Moisture Sensor pada
Proteus
Sensor ini digunakan
untuk mengukur kadar air didalam tanah, atau juga bisa untuk menedeteksi cuaca
yang terjadi hari kemarin dan hari ini melalui media tanah, prinsip kerja
sensor ini sangat simpel yaitu ada dua buah lempengan yang mana jika kedua buah
lempengan terkena media penghantar maka elektron akan berpindah dari kutub + ke
kutub - sehingga terjadilah arus yang akan menimbulkan tegangan. Pergerakan
elektron dimanfaatkan untuk mendeteksi apakah ada air di tanah ataukah tidak,
jika tanah basah berarti tanah tersebut mengandung media penghantar, namun jika
tanah kering maka tidak mengandung media penghantar elektron, sehingga pada adc
mikrokontroller akan terlihat perbedaannya.
b. Water Level Sensor
Gambar 3.3 Water Level Sensor
Prinsip kerja dari
sensor water level adalah membaca resistasi yang dihasilkan oleh air yang mengenai lempengan yang bergaris-garis
pada sensor tersebut, semakin banyak air yang mengenai permukaan bergaris garis
tersebut maka hambatannya semakin kecil dan ketika tidak ada air yang mengenai
lempengan sensor tersebut maka hambatanya sangat besar atau bisa dikatakan
tidak terhingga.
Karakteristik:
1. Working
voltage: 5V
2. Working
Current: <20ma
3. Interface:
Analog
4. Width
of detection: 40mm×16mm
5. Working
Temperature: 10~30
6. Weight:
3g
7. Size:
65mm×20mm×8mm
8. Arduino
compatible interface
9. Low
power consumption
10. High
sensitivity
11. Output
voltage signal: 0~4.2V
Pinout:
1. "S"
stand for signal input
2. "+"
stand for power supply
3. "-"
stand for GND
c. LDR
Sensor
Gambar 3.4 LDR Sensor pada Proteus
LDR (Ligh Dependent
Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya tergantung pada
intensitas cahaya. LDR di buat dari bahan Cadium Sulfida yang peka terhadap
cahaya. LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tidak ada cahaya
mengenainya (gelap). Dalam kondisi ini hambatan LDR mampu mencapai 1M ohm, akan
tetapi pada saat LDR mendapat cahaya hambatan LDR akan menurun menjadi beberapa
puluh ohm saja.
Gambar 3.5 Bahan Yang Digunakan Pada
LDR
Prinsip Kerja:
Pada saat gelap atau
cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron bebas dengan
jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut
muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi pengantar arus yang
kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada
saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak
elektron yang lepas dari bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih
banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya
terang LDR menjadi konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang
kecil pada saat cahaya terang. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik. Saklar cahaya otomatis adalah salah satu contoh alat
yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak
digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.
Rangkaian elektronik yang
dapat digunakan untuk LDR adalah rangkaian yang dapat mengukur nilai resistansi
dari LDR tersebut. Dari hukum ohm, diketahui bahwa:
Dengan V adalah beda
potensial antara dua titik, I adalah arus yang mengalir di antara-nya, dan R
adalah resistansi di antara-nya. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa nilai R
tidak bergantung dari V ataupun I. Sehingga, jika ada perubahan nilai
resistansi dari R, maka nilai tegangan V-nya pun akan berubah. Jika beda
potensial di-set tetap, maka perubahan resistansi hanya akan mempengaruhi besar
arusnya.
Gambar 3.6 Simbol Dan Bentuk LDR
d. Arduino
Uno
Gambar 3.7 Arduino Uno pada Proteus
Arduino adalah kit
elektronik atau papan rangkaian elektronik open
source yang di dalam nya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip
mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang kita
gunakan dalam praktikum ini adalah Arduino Uno yang menggunakan chip AVR ATmega
328P. Dalam memprogram Arduino, kita bisa mengg unakan komunikasi serial agar
Arduino dapat berhubungan dengan komputer ataupun perangkat lain.
Adapun spesifikasi dari Arduino Uno ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.8 Arduino Uno
Bagian-bagian arduino uno:
• Power
USB
Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer
lewat koneksi USB.
• Power
jack
Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack.
Input DC 5 - 12 V.
• Crystal
Oscillator
Kristal ini digunakan sebagai layaknya
detak jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz,
atau 16 MHz.
• Reset
Digunakan untuk mengulang program Arduino dari awal atau
Reset.
• Digital
Pins I / O
Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin.
Berfungsi untuk memberikan nilai logika ( 0 atau 1 ). Pin berlabel " ~
" adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk
menghasilkan PWM.
• Analog
Pins
Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0
sampai A5. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor
jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.
• LED
Power Indicator
Lampu ini kaan
menyala dan menandakan papan Arduino mendapatkan suplay listrik dengan baik.
Bagian - bagian pendukung:
• RAM
RAM (Random Access Memory) adalah tempat
penyimpanan sementara pada komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang
tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara
umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic
Random Acces Memory).
• ROM
ROM
(Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat menyimpan
data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM
terdiri dari Mask ROM, PROM, EPROM, EEPROM.
Block Diagram Mikrokontroler ATMega 328P
pada Arduino UNO
Gambar 3.9 Block Diagram Arduino Uno
Block diagram dapat digunakan untuk
memudahkan / memahami bagaimana kinerja dari mikrokontroler ATMega 328P.
Pin-pin ATMega 328P:
Gambar 3.10 Pin-pin ATMega 328P
e. LCD
Gambar 3.11 LCD pada Proteus
Liquid
Crystal Display (LCD) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi
untukmenampilkan output sebuah sistem dengan cara membentuk suatu citra atau
gambaran pada sebuah layar. Secara garis besar komponen penyusun LCD terdiri
dari kristal cair (liquid crystal) yang diapit oleh 2 buah elektroda transparan
dan 2 buah filter polarisasi (polarizing filter). Struktur LCD dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 3.12 Struktur LCD
Keterangan:
• Film
dengan polarizing filter vertical untuk memolarisasi cahaya yang masuk.
• Glass
substrate yang berisi kolom-kolom elektroda Indium tin oxide (ITO).
• Twisted
nematic liquid crystal (kristal cair dengan susunan terpilin).
• Glass
substrate yang berisi baris-baris elektroda Indium tin oxide (ITO).
• Film
dengan polarizing filter horizontal untuk memolarisasi cahaya yang masuk.
• Reflektor
cahaya untuk memantulkan cahaya yang masuk LCD kembali ke mata pengamat.
Sebuah
citra dibentuk dengan mengombinasikan kondisi nyala dan mati dari pixel-pixel
yang menyusun layar sebuah LCD. Pada umumnya LCD yang dijual di pasaran sudah
memiliki integrated circuit tersendiri sehingga para pemakai dapat mengontrol
tampilan LCD dengan mudah dengan menggunakan mikrokontroler untuk mengirimkan
data melalui pin-pin input yang sudah tersedia. Module circuit dari LCD dan
kaki-kakinya dapat dilihat melalui gambar berikut.
Gambar 3.13 TEXT LCD Module Circuit
Pinout:
Tabel 3.1 Kaki-kaki yang terdapat pada LCD
f.
LED
Gambar 3.14 LED
LED adalah suatu
semikonduktor yang memancarkan cahaya,
LED mempunyai kecenderungan polarisasi. LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n)
dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat
dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke
satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya
akan ada sedikit arus yang melewati LED.
Ini menyebabkan LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.
Prinsip Kerja LED:
Karena LED adalah salah
satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus
listrik mengalir dari anoda menuju
katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik
kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik
berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir
pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA20mA dan pada tegangan
1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang
dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar.
Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai
penghambat arus.
g. Motor
DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang
mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut
sebagai motor arus searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct
Current) untuk dapat menggerakannya.Motor Listrik DC ini biasanya digunakan
pada perangkat-perangkat elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik
DC seperti vibrator ponsel, kipas DC dan bor listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah
putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat
berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas
listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor listrik DC
tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan motor listrik DC
memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000
rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabila
tegangan yang diberikan ke motor listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor
DC menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut
turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor
DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang
diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan
operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas
dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat motor
listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya yang
digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan
meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung
jenis beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen motor DC biasanya akan
mencantumkan Stall Current pada Motor
DC. Stall Current adalah arus pada
saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Jenis-jenis Motor DC (Motor Arus Searah)
1. Motor
DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited DC Motor)
Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah
ini, sumber arus listrik untuk kumparan medan (field winding) terpisah dengan sumber
arus listrik untuk kumparan angker (armature coil) pada rotor seperti terlihat
pada gambar diatas ini. Karena adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber
daya tambahan untuk pasokan arus listrik, motor DC jenis ini menjadi lebih
mahal sehingga jarang digunakan. Separately Excited Motor DC ini umumnya
digunakan di laboratorium untuk penelitian dan peralatan-peralatan khusus.
2. Motor
DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited DC Motor)
Pada Motor DC jenis sumber daya sendiri
atau self excited motor DC ini, kumparan medan (field winding) dihubungkan
secara seri, paralel ataupun kombinasi seri-paralel dengan kumparan angker
(armature winding). Motor DC sumber daya sendiri ini terbagi lagi menjadi 3
jenis Motor DC yaitu shunt DC motor, series DC motor dan compound DC
motor.
3. Motor
DC tipe Shunt (Shunt DC Motor)
Motor DC tipe shunt adalah motor DC yang
kumparan medannya dihubungkan secara paralel dengan kumparan angker (armature
winding). Motor DC tipe shunt ini merupakan tipe Motor DC yang sering
digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC shunt memiliki kecepatan yang hampir
konstan meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila
mencapai torsi (torque) tertentu). Karena kumparan medan dan kumparan angker
dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik merupakan penjumlahan dari
arus yang melalui kumparan medan dan arus yang melalui kumparan angker.
Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan
secara seri dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker. Jika
resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan medan maka
kecepatannya akan berkurang, sedangkan apabila resistor/tahanan tersebut
dipasangkan secara seri dengan kumparan angker maka kecepatannya akan bertambah.
4. Motor
DC tipe Seri (Series DC Motor)
Motor DC tipe seri atau dalam bahasa
Inggris disebut dengan series DC Motor ini adalah Motor DC yang kumparan
medannya dihubungkan secara seri dengan kumparan angker (armature winding).
Dengan hubungan seri tersebut, arus listrik pada kumparan medan adalah sama
dengan arus listrik pada kumparan angker. Kecepatan pada motor DC tipe seri ini
akan berkurang seiring dengan penambahan beban yang diberikan pada motor DC
tersebut. Motor DC jenis ini tidak boleh digunakan tanpa ada beban yang
terpasang karena akan berputar cepat tanpa terkendali.
5. Motor
DC tipe Gabungan (Compound DC Motor)
Compound DC motor atau motor DC tipe
Gabungan ini adalah gabungan motor DC jenis shunt dan motor DC jenis seri. Pada
motor DC tipe gabungan ini, Terdapat dua Kumparan Medan (Field Winding) yang
masing-masing dihubungkan secara paralel dan seri dengan Kumparan Angker
(Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel tersebut, motor
DC jenis compound ini mempunyai karakteristik seperti Series DC Motor yang
memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan karakteristik shunt DC motor yang
berkecepatan hampir konstan. Motor DC tipe gabungan (compound DC motor) ini
dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis yaitu long shunt compound DC motor yang
kumparan medannya dihubungkan secara paralel dengan kumparan angkernya saja dan
dan short shunt compound DC motor yang kumparan medannya secara paralel dengan
kombinasi kumparan medan seri dan kumparan angker
Simbol Motor DC
Gambar 3.15 Simbol Motor DC
Motor DC tersusun dari
dua bagian diam (stator) dan bagian bergerak (rotor). Stator motor arus searah
adalah badan motor atau kutub magnet (sikat- sikat), sedangkan yang termasuk
rotor adalah jangkar lilitnya. Pada motor, kawat penghantar listrik ynag
bergerak tersebut pada dasarnya merupakan lilitan yang berbentuk persegi
Panjang yang disebut kumparan.
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat
dua bagian utama pada sebuah motor listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak
berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan.
Sedangkan Rotor adalah bagian yang
berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini
dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet
untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan
yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan
kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat
ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun
kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi
saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya
lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus
pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi
kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat
perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan
kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub
utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga
kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan
magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus
yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena
adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulangulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.
Gambar 3.16 Prinsip Kerja Motor DC
Kumparan ABCD terletak
dalam medan magnet serba sama dengan kedudukan sisi aktif AD dan CB yang
terletak tepat lurus arah fluks magnet. Sedangkan sisi ABA dan DC ditahann pada
bagian tengahmya, sehingga apabila sisi AD dan CB berputar karena adanya gaya
Lorentz, maka kumparan ABCD akan berputar. Hasil perkallian gaya dengan jarak pada
suatu titik tertentu disebut momen, sisi aktfi AD dan CB akan berputar pada
porosnya karena pengaruh momen putar (T). Setiap sisi kumparan aktif AD dan CB
pada gambar di atas akan mengalami momen putar sesbesar:
T = F.r
Dimana:
• T
= momen putar (Nm)
• F
= gaya tolak (newton)
• r
= jarak sisi kumparan pada sumbu putar (meter)
Pada daerah dibawah
kutub-kutub magnet besarnya momen putar tetap karena besarnya gaya Lorentz. Hal
ini berat kedudukan garis netral sisi- sisi kumparan akan berhenti berputar.
Agar motor dapat berputar terus dengan baik, maka perlu ditambah jumlah
kumparan yang digunakan. Kumparan- kumparan harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga momen putar yang dialami setiap sisi kumparan harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga momen putar setiap sisi kumparan akan salugn membantu
dan menghasilkan putaran yang baik. Dengan pertimbangan teknis, maka kumparan
yang berputar tersebut dililitkan pada suatu alat yang disebut jangkar, sehigga
lilitan kumparan itupun disebut liitan jangkar. Struktur motor DC dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 3.17 Struktur Motor DC
h. Resistor
Resistor memiliki nilai
resistansi atau hambatan yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus
listrik yang mengalir dalam rangkaian. Resistor memiliki dua pin untuk mengukur
tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu yang dapat menghasilkan tegangan listrik di antara kedua
pin. Nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang
mengalir.
• Rumus
dari Rangkaian Seri Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
•
Rumus dari Rangkaian paralel Resistor: 1/Rtotal
= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn Rumus
resistor dengan hukum ohm: R = V/I
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel 3.2 Warna Resistor
Perhitungan untuk resistor dengan 4 gelang warna :
• Masukkan
angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
• Masukkan
angka langsung dari kode warna gelang ke-2
• Masukkan
Jumlah nol dari kode warna gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10^n)
• Gelang
ke 4 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut
Perhitungan untuk resistor dengan 5 gelang warna:
• Masukkan
angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
• Masukkan
angka langsung dari kode warna gelang ke-2
• Masukkan
angka langsung dari kode warna gelang ke-3
• Masukkan
Jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10^n)
• Gelang
ke 5 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut.
Gambar 3.18 Simbol
Resistor
4.
Listing Program [Kembali]
//MASTER
#include <LiquidCrystal.h> //Deklarasi library LCD
#define SOIL A1
#define WATER A2
LiquidCrystal lcd(8, 9, 10, 11, 12, 13);
int
nilaiSOIL; int motor = 6; float panjangSensor = 6 ; int LED = 2; int LDR = A0;
int sensorValue = 0;
void setup()
//Semua kode dalam fungsi ini dieksekusi sekali
{ pinMode(A0, INPUT); //Deklarasi pin A0
sebagai OUTPUT pinMode(A1, INPUT); pinMode(A2, INPUT); pinMode(LED, OUTPUT);
lcd.begin(16,
2); //Dimensi
LCD yang digunakan
Serial.begin(9600);
//Set baud rate 9600
}
void loop() //Semua
kode dalam fungsi ini dieksekusi berulang
{ int nilai = analogRead(WATER); float tinggiAir = nilai * panjangSensor /
1023; lcd.clear(); //Menghapus layar
LCD lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Tinggi Air = "); lcd.setCursor(13, 0); lcd.print(tinggiAir); lcd.setCursor(14, 0); lcd.print("cm");
if (tinggiAir
<=1)
{
Serial.println("5"); lcd.clear(); //Menghapus layar
LCD lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Tinggi Air = "); lcd.setCursor(13, 0); lcd.print(tinggiAir); lcd.setCursor(14, 0); lcd.print("cm");
delay(100);
}
if (tinggiAir
>1)
{
Serial.println("4");
delay(100);
}
{
nilaiSOIL =
analogRead(SOIL);
if (nilaiSOIL
> 700) {
Serial.println("1"); delay(100); lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 1); //Menentukan posisi kursor
pada awal penulisan lcd.print("Kondisi
: Kering"); //Menampilkan
text pada LCD
}
else {
Serial.println("3");
delay(100);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 1);
//Menentukan posisi kursor pada awal penulisan lcd.print("Kondisi :
Basah"); //Menampilkan
text pada LCD
}
sensorValue=analogRead(LDR);
float voltage = sensorValue *
(5.0/1023.0);
if(voltage<=1){
digitalWrite (2,
HIGH);
}
else { digitalWrite (2, LOW);
}
delay(1000);
}
}
//SLAVE
void setup()
//Semua kode dalam fungsi ini dieksekusi sekali
{ pinMode(7,OUTPUT); pinMode(6,OUTPUT);
Serial.begin(9600);
//Set baud rate 9600
}
void loop() //Semua program dalam
fungsi ini dieksekusi berulang
{ if(Serial.available()>0)
{
int data =
Serial.read();
if(data=='4') //Jika data yang
dikirimkan berlogika
{
digitalWrite(7,LOW); delay(1000);
}
if(data=='3') //Jika data yang
dikirimkan berlogika
{
digitalWrite(6,LOW); delay(1000);
} else {
if(data=='5') //Jika data yang
dikirimkan berlogika
{
digitalWrite(6,HIGH); delay(1000);
}
if(data=='1') //Jika data yang
dikirimkan berlogika
{
digitalWrite(7,HIGH); delay(1000);
}
}
}}
5.
Flowchart [Kembali]
• Master
• Slave
6.
Rangkaian Simulasi Sistem [Kembali]
Gambar 6.1
Simulasi Rangkaian Penyiram Tanaman Otomatis
Prinsip Kerja:
Input:
Pada Rangkaian Penyiram
Tanaman Otomatis diberikan input berupa sensor- sensor, seperti sensor
soil moisture, water level sensor, dan sensor LDR. Masing- masing sensor
diberikan tegangan masukan sebesarn 5 volt, lalu setiap pin- pin pada sensor
dihubungkan sesuai dengan konfigurasi yang terlah disediakan, untuk ssensor
soil mosture digunakan untuk mendeteksi kelembaman tanah yang nantinya sensor
ini akan ditancapkan kedalam tanah tanaman. Selanjutnya adalah water level
sensor, nantinya sensor ini akan mendeteksi ketinggian dari bak penampungan air
yang akan digunakan sebagai sumber air bagi tanaman sendiri. Lalu ada sensor
LDR yang diibaratkan sebagai pencahyaan untuk tanaman agar bisa
berfotosintesis.
Proses:
Pada rangkaian penyiran
tanaman otomatis menggunakan system komunikasi
serial UART, dimana data akan dikirimkan secara paralel dari data bus ke
UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian
dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx
UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan,
kemudian di transfer secara parallel ke data bus penerima. Ringkasnya Arduino
akan bertindak sebagai master dan slave, dimana nantinya Arduino master akan
mengirimkan data yang didapatkan dari sensor- sensor melalui pin- pin yang
terhubng pada Arduino slave. Didalam Arduino sebagai mikrokontroler sudah
diberi program sesuai dengan kondisi yang kita inginkan. Jika sensor soil
mendeteksi kelembaman dari besar sama 350 dan kecil sama 700 maka akan dikirim
perintah pada master dengan nilai 2, jika nilai yang terdeteksi besar dari 700
maka akan dikirim perintah dengan nilai . lalu, perintah tersebut akan dibaca
oleh slave. Selanjutnya jika sensor water level mendeteksi ketinggian air
besara dari 4 cm maka akan dikirim perintah pada master dengan nilai 5, namun
jika terdeteksi tinggi air mencapai kecil sama 2 maka akan dikirim perintah
pada master dengan nilai 4. Nantinya perintah tersebut akan dibaca oleh Arduino
slave. Terakhir adalah sensor LDR dimana jika diberikan cahaya maka resistansinya
akan semakin turun, namun jika LDR tidak mendeteksi cahaya maka resistansi LDR
akan semakin besar.
Output:
Ketika semua data sudah dikirimkan dan dibaca
pada Arduino yang berasal dari inputan yang diberikan melalui sensor, maka
nantinya akan diperlihatkan melalui output. Jika sensor soil mendeteksi air
maka motor tidak akan memompa air. Namun, jika kondisi tanah kering, maka motor
akan memompa air dan akan menyiram tanaman. Jika sensor water level mencapai
keadaan maksimum maka motor diadalam bak penampungan air tidak akan memompa
air. Namun, jika kurang dati batas maksimun yang telah ditentukan maka motor
akan mempompa air agar tanaman bisa disiram. Selanjutnya adalah sensor LDR,
jika pada ruangan terdeteksi cahaya matahari maka lampu akan off, namun jika
tidak terdeteksi adanya cahanya maka led akan on.
7.
Hardware [Kembali]
9. Analisis[Kembali]
Rangkaian ini terdiri dari 3 sensor yaitu Water level
sensor, soil moisture sensor, dan sensor LDR sebagai inputannya, kemudian LCD
sebagai display, menggunakan 2 arduino dengan komunikasi UART dan Led serta
Motor DC menjadi output dari rangkaian penyiram tanaman otomatis ini.
Pada water level sensor, akan dideteksi ketinggian air,
yang mana ketika makin banyak air yang mengenai lempengan sensor, maka nilai
resistansinya akan semakin kecil. Jadi ketika wadah kosong (air sedikit), maka
resistansinya kecil dan tegangannya tinggi, kemudian sensor akan mengeluarkan
tegangan yang diteruskan dari master ke slave, dan slave memerintahkan motor DC
untuk bergerak, sehingga motor DC bergerak untuk memompa air agar wadah kembali
terisi air. Kemudian sensor soil moisture atau sensor kelembaman tanah, prinsip
kerja dari sensor ini dengan di tancapkan ke tanah, disaat kaki sensor terkena
air atau basah, maka tegangan rendah dan sampai tidak adanya tegangan yang
keluar, tetapi disaat kering, sensor ini baru akan mengeluarkan tegangan yang
diteruskan dari master ke slave, dan slave memerintahkan motor dc untuk
bergerak, oleh karena itu motor DC akan hidup dan bergerak untuk menyiram
tanaman. Selanjutnya sensor LDR akan mendeteksi cahaya, dimana ketika sensor
ini semakin banyak menerima cahaya maka resistansinya akan menurun, dan ketika
menerima semakin sedikit cahaya maka resistansinya akan semakin membesar
sehingga pada rangkaian ini ketika cahaya sedikit (gelap) maka LED akan hidup
sebagai penerangan dan agar tanaman bisa berfotosintesis.
UART atau Universal Asynchronous Receiver-Transmitter
adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit
paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang
digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat
periperal. UART sekarang ini termasuk di dalam beberapa mikrokontroler
(contohnya, PIC16F628). UART atau Universal Asynchronous Receiver Transmitter
adalah protokol komunikasi yang umum digunakan dalam pengiriman data serial
antara device satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh komunikasi antara sesama
mikrokontroler atau mikrokontroler ke PC. Dalam pengiriman data, clock antara
pengirim dan penerima harus sama karena paket data dikirim tiap bit
mengandalkan clock tersebut. Inilah salah satu keuntungan model asynchronous
dalam pengiriman data karena dengan hanya satu kabel transmisi maka data dapat
dikirimkan. Berbeda dengan model synchronous yang terdapat pada protokol SPI
(Serial Peripheral Interface) dan I2C (Inter-Integrated Circuit) karena
protokol membutuhkan minimal dua kabel dalam transmisi data, yaitu transmisi
clock dan data. Namun kelemahan model asynchronous adalah dalam hal
kecepatannya dan jarak transmisi. Karena semakin cepat dan jauhnya jarak
transmisi membuat paket-paket bit data menjadi terdistorsi sehingga data yang
dikirim atau diterima bisa mengalami error.
Asynchronous memungkinkan transmisi mengirim data tanpa
sang pengirim harus mengirimkan sinyal detak ke penerima. Sebaliknya, pengirim
dan penerima harus mengatur parameter waktu di awal dan bit khusus ditambahkan
untuk setiap data yang digunakan untuk mensinkronkan unit pengiriman dan
penerimaan. Saat sebuah data diberikan kepada UART untuk transmisi
Asynchronous, "Bit Start" ditambahkan pada setiap awal data yang akan
ditransmisikan. Bit Start digunakan untuk memperingatkan penerima yang kata
data akan segera dikirim, dan memaksa bit-bit sinyal di receiver agar sinkron
dengan bit-bit sinyal di pemancar. Kedua bit ini harus akurat agar tidak
memiliki penyimpangan frekuensi dengan lebih dari 10% selama transmisi bit-bit
yang tersisa dalam data. (Kondisi ini ditetapkan pada zaman teleprinter mekanik
dan telah dipenuhi oleh peralatan elektronik modern.)Setelah Bit Start, bit
individu dari data yang dikirim, dengan sinyal bit terkecil yang pertama
dikirim. Setiap bit dalam transmisi ditransmisikan serupa dengan jumlah bit
lainnya, dan penerima mendeteksi jalur di sekitar pertengahan periode setiap
bit untuk menentukan apakah bit adalah 1 atau 0. Misalnya, jika dibutuhkan dua
detik untuk mengirim setiap bit, penerima akan memeriksa sinyal untuk menentukan
apakah itu adalah 1 atau 0 setelah satu detik telah berlalu, maka akan menunggu
dua detik dan kemudian memeriksa nilai bit berikutnya, dan seterusnya. Pada
rangakaian penyiram tanaman otomatis ini dari sensor kelembaman akan mengirim
ke slave dan slave akan memberikan perintah kepada motor DC.
PWM (Pulse Width
Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar pulsa
(duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa
merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar
pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi.
Pada board Arduino Uno, pin yang bisa dimanfaatkan untuk PWM adalah pin yang
diberi tanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, dan pin 11. Pin-pin tersebut
merupakan pin yang bisa difungsikan untuk input analog atau output analog. Oleh
sebab itu, jika akan menggunakan PWM pada pin ini, bisa dilakukan dengan
perintah analogWrite();
PWM pada arduino bekerja pada frekuensi 500Hz, artinya 500
siklus/ketukan dalam satu detik. Untuk setiap siklus, kita bisa memberi nilai
dari 0 hingga 255. Ketika kita
memberikan angka 0, berarti pada pin tersebut tidak akan pernah bernilai 5 volt
(pin selalu bernilai 0 volt). Sedangkan jika kita memberikan nilai 255, maka
sepanjang siklus akan bernilai 5 volt (tidak pernah 0 volt). Jika kita
memberikan nilai 127 (kita anggap setengah dari 0 hingga 255, atau 50% dari
255), maka setengah siklus akan bernilai 5 volt, dan setengah siklus lagi akan
bernilai 0 volt. Sedangkan jika jika memberikan 25% dari 255 (1/4 * 255 atau
64), maka 1/4 siklus akan bernilai 5 volt, dan 3/4 sisanya akan bernilai 0
volt, dan ini akan terjadi 500 kali dalam 1 detik.
ADC atau Analog to Digital Converter merupakan salah satu
perangkat elektronika yang digunakan sebagai penghubung dalam pemrosesan sinyal
analog oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini adalah mengubah sinyal
masukan yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital dengan
bentuk kode-kode digital. Ada 2 faktor yang perlu diperhatikan pada proses
kerja ADC yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
Kecepatan sampling menyatakan seberapa sering perangkat
mampu mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital dalam selang
waktu yang tertentu. Biasa dinyatakan dalam sample
per second (SPS). Sementara Resolusi menyatakan tingkat ketelitian yang
dimilliki. Pada Arduino, resolusi yang dimiliki adalah 10 bit atau rentang
nilai digital antara 0 - 1023. Dan pada Arduino tegangan referensi yang
digunakan adalah 5 volt, hal ini berarti ADC pada Arduino mampu menangani
sinyal analog dengan tegangan 0 - 5 volt. Pada Arduino, menggunakan pin analog
input yang diawali dengan kode A (A0- A5 pada Arduino Uno). Fungsi untuk
mengambil data sinyal input analog menggunakan analog Read (pin);
Jadi
sensor LDR untuk indikator LED, dan sensor kelembaman tanah untuk menggerakkan
Motor DC yang sebagai pompa nantinya, dan water level sensor untuk menggerakan
motor DC yang akan mengisi air pada wadah, kemudian hasil dari sensor akan di
tampilkan di LCD. Sebelum pembuatan prototype
rancangan alat, terlebih dahulu membuat simulasi rangkaian melalui software proteus dan membuat program
pada software Arduino IDE. Pada prototype yang telah dibuat, kondisi yang
diberikan pada rangkaian simulasi dan rangkaian asli terdapat perbedaan. Hal
ini dikarenakan pada beberapa komponen ada yang tidak sesuai tegangan yang
didapatkan pada prototype dengan
simulasi. Namun, dalam penerapannya prototype
ini sudah dapat bekerja sesuai kondisi yang diinginkan dan sudah memenuhi
tujuan yang diinginkan, yaitu menyiram tanaman dengan otomatis.
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan Soil
Moisture Sensor, Water Level Sensor, dan sensor LDR serta arduino dan komponen
pendukung lainnya melalui komunikasi UART yang merupakan komunikasi serial
dimana sudah dapat didesain prototype untuk kontrol penyiram tanaman otomatis
yang sangat berguna dan mempermudah bagi pemilik tanaman dalam menyiram tanaman.
11. Link
Download [Kembali]
- Download Rangkaian Simulasi
- Downlaod Html
- Download Video Simulasi
- Download Program Arduino Master
- Download Program Arduino Slave
- Download Data Sheet Motor DC
- Download Data Sheet LED
- Download Data Sheet Resistor
- Download Data Sheet Soil Moisture
- Download Library Soil Moisture
- Download Datasheet Water Level Sensor
- Downlaod Libraby Water Level Sensor
- Download Datasheet LDR sensor
- Download Flowchart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar